Pentingkah Dosen Menulis Jurnal? Ini Penjelasan Ketua APJIKI
Anggara Jiwandhana
Sabtu, 12 Februari 2022 16:22:38
MURIANEWS, Kudus – Pentingkah seorang dosen
menulis sebuah jurnal atau karya ilmiah? Pertanyaan itu mungkin muncul bagi sebagian orang yang memiliki profesi tersebut.
Sebagaimana diketahui, menjadi dosen atau seorang pengajar di kampus adalah sebuah kebanggan tersendiri. Sebab, profesi itu dianggap mulia bagi masyarakat.
Dosen dianggap sebagai pencetak orang-orang yang siap membangun dan memajukan masyarakat, melalui membagikan ilmu dan pengamalan pada para mahasiswanya.
Baca juga: APJIKI Dorong Jurnal Ilmu Komunikasi Terakreditasi DOAJMaka, menulis karya ilmiah atau jurnal penting bagi seorang dosen. Sebab, itu merupakan salah satu cara dosen untuk meningkatkan perannya di masyarakat. Terutama dalam membangun edukasi ilmu pengetahuiannya.
Dosen yang menulis jurnal kemudian diterbitkan dan diakreditasi oleh lembaga-lembaga penjamin mutu jurnal pun punya dampak lebih besar, ketimbang mereka yang hanya mengajar di kelas saja.
“Dari segi penyebarluasan ilmu pengetahuan jelas lebih besar dosen yang menulis jurnal ya, karena itu nanti tidak hanya dipakai oleh dia, namun juga dipakai oleh pihak lainnya,” kata Ketua umum Asosiasi Penerbit Jurnal Ilmu Komunikasi (APJIKI) Puji Lestari dalam zoom meeting, Sabtu (12/2/2022).
Baca juga: Mau Jurnal Ilmiahnya Menarik, Perhatikan Bab IniSementara dari segi kompetensi, dosen yang
menulis jurnal tentu bisa meningkatkan pengetahuan dan kompetensinya karena dituntut untuk membaca banyak refrensi.
Dengan begitu, jurnal yang dibuat juga akan memperkaya pengetahuannya. “Jadi ada peningkatan level dari si dosen ini,” ujarnya.Penulisan jurnal, apalagi yang terakreditasi oleh lembaga-lembaga penjamin mutu jurnal juga bisa membantu dosen tersebut untuk kenaikan pangkat.
Baca juga: Penulis, Jangan Lupa Ini Bila Ingin Jurnal Ilmiahnya Terakreditasi SintaTunjangan-tunjangan terkait juga bisa diperoleh dosn bila sungguh-sungguh dalam menerbitkan jurnal.“Atau setidaknya itu bisa digunakan untuk pembuktian diri dan menambah portofolio pengalaman kita sebagai dosen,” pungkas Puji yang juga dosen Ilmu Komunikasi UPN Veteran Yogyakarta tersebut.Oleh karena itu, dia pun berharap banyak dosen yang mau menulis jurnal-jurnal, utamanya jurnal Ilmu Komunikasi. Sampai saat ini, sudah ada 163 jurnal ilmu komunkasi yang telah terbit.“Jangan bangga mengajar di mana saja, namun banggalah ketika hasil penelitanmu ditulis di mana saja. Kalau menulis kan bisa jadi kenangan,” tandasnya. Reporter: Anggara JiwandhanaEditor: Zulkifli Fahmi
[caption id="attachment_271940" align="alignleft" width="1280"]

Ketua umum Asosiasi Penerbit Jurnal Ilmu Komunikasi (APJIKI) Puji Lestari (MURIANEWS/Anggara Jiwandhana)[/caption]
MURIANEWS, Kudus – Pentingkah seorang dosen
menulis sebuah jurnal atau karya ilmiah? Pertanyaan itu mungkin muncul bagi sebagian orang yang memiliki profesi tersebut.
Sebagaimana diketahui, menjadi dosen atau seorang pengajar di kampus adalah sebuah kebanggan tersendiri. Sebab, profesi itu dianggap mulia bagi masyarakat.
Dosen dianggap sebagai pencetak orang-orang yang siap membangun dan memajukan masyarakat, melalui membagikan ilmu dan pengamalan pada para mahasiswanya.
Baca juga: APJIKI Dorong Jurnal Ilmu Komunikasi Terakreditasi DOAJ
Maka, menulis karya ilmiah atau jurnal penting bagi seorang dosen. Sebab, itu merupakan salah satu cara dosen untuk meningkatkan perannya di masyarakat. Terutama dalam membangun edukasi ilmu pengetahuiannya.
Dosen yang menulis jurnal kemudian diterbitkan dan diakreditasi oleh lembaga-lembaga penjamin mutu jurnal pun punya dampak lebih besar, ketimbang mereka yang hanya mengajar di kelas saja.
“Dari segi penyebarluasan ilmu pengetahuan jelas lebih besar dosen yang menulis jurnal ya, karena itu nanti tidak hanya dipakai oleh dia, namun juga dipakai oleh pihak lainnya,” kata Ketua umum Asosiasi Penerbit Jurnal Ilmu Komunikasi (APJIKI) Puji Lestari dalam zoom meeting, Sabtu (12/2/2022).
Baca juga: Mau Jurnal Ilmiahnya Menarik, Perhatikan Bab Ini
Sementara dari segi kompetensi, dosen yang
menulis jurnal tentu bisa meningkatkan pengetahuan dan kompetensinya karena dituntut untuk membaca banyak refrensi.
Dengan begitu, jurnal yang dibuat juga akan memperkaya pengetahuannya. “Jadi ada peningkatan level dari si dosen ini,” ujarnya.
Penulisan jurnal, apalagi yang terakreditasi oleh lembaga-lembaga penjamin mutu jurnal juga bisa membantu dosen tersebut untuk kenaikan pangkat.
Baca juga: Penulis, Jangan Lupa Ini Bila Ingin Jurnal Ilmiahnya Terakreditasi Sinta
Tunjangan-tunjangan terkait juga bisa diperoleh dosn bila sungguh-sungguh dalam menerbitkan jurnal.
“Atau setidaknya itu bisa digunakan untuk pembuktian diri dan menambah portofolio pengalaman kita sebagai dosen,” pungkas Puji yang juga dosen Ilmu Komunikasi UPN Veteran Yogyakarta tersebut.
Oleh karena itu, dia pun berharap banyak dosen yang mau menulis jurnal-jurnal, utamanya jurnal Ilmu Komunikasi. Sampai saat ini, sudah ada 163 jurnal ilmu komunkasi yang telah terbit.
“Jangan bangga mengajar di mana saja, namun banggalah ketika hasil penelitanmu ditulis di mana saja. Kalau menulis kan bisa jadi kenangan,” tandasnya.
Reporter: Anggara Jiwandhana
Editor: Zulkifli Fahmi