Kamis, 20 November 2025


MURIANEWS, Pamekasan – Pamflet bertajuk ‘Nabi Muhammad sebagai kader PMII Sejati’ beredar di Madura dan media sosial. Pengurus PMII Pamekasan pun meminta maaf atas kejadian itu.

Diketahui, tulisan dalam pamflet itu merupakan tema sebuah kajian yang digelar PMII di tingkat rayon di bawah naungan Komisariat IAIN Madura. Selebaran itu pun menuai polemik.

Banyak pihak menyayangkan PMII karena dinilai kurang tepat dalam menentukan tema. Ketua PMII Pamekasan, Moh Lutfi menyampaikan permintaan maafnya.

Lutfi berdalih bahwa pamflet yang beredar tersebut memiliki kesalahan penulisan alias typo. Ia kemudian mengirimkan pamflet yang baru hasil revisi sambil meminta maaf kepada semua pihak.

“Salah ketik dan sudah ada klarifikasi, biar publik tidak heboh. Bahwa pamflet yang kadung tersebar atau mungkin sengaja disebar itu, salah ketik bukan karena disengaja,” kata Lutfi, dalam pernyataannya, dikutip dari CNN Indonesia, Jumat (29/10/2021).

Lutfi lantas mengirimkan video klarifikasi dan permohonan maaf berdurasi 2 menit 45 detik. Di video itu dijelaskan bahwa PMII tidak bermaksud melecehkan atau membandingkan Nabi Muhammad dengan siapapun.

“Kami menyampaikan permohonan maaf bila ada pihak-pihak yang dirugikan termasuk umat Islam,” demikian klarifikasinya dalam video.

Terpisah, Anggota DPRD Pamekasan Ali Masykur meragukan kepantasan penyebutan Nabi Muhammad sebagai kader PMII.“Pertanyaannya, lebih awal mana lahirnya PMII dengan baginda nabi? Kemudian alasan dan logika dari mana baginda nabi jadi kader PMII? lalu apakah mahasiswa tidak khawatir bila di kemudian hari ada kecaman dari sekelompok golongan?” cetus politikus PPP itu.Ali meminta aktivis mahasiswa lebih hati-hati dalam bermain logika berpikir, termasuk dalam hal mengaitkan Nabi Muhammad dengan PMII dalam sebuah tema kajian. Apapun alasannya, lanjutnya, ini hanya akan melahirkan stigma negatif di masyarakat awam.“Kami bukan mau menyalahkan, hanya bagaimana cara bermain logika berpikir bisa hati-hati. Sebab kalangan masyarakat bawah tentu ada sebagian yang belum bisa menjangkau pemikiran dan logika mahasiswa. Akibatnya hal-hal yang begini nanti bisa gaduh,” kata Ali.Menurut dia, tingkat pemikiran masyarakat masih sensitif bila bersentuhan dengan persoalan keyakinan atau akidah. Pihaknya pun meminta mahasiswa agar tidak asal membuat tema kajian hanya semata demi mencuri perhatian para kader. Penulis: Zulkifli FahmiEditor: Zulkifli FahmiSumber: CNN Indonesia

Baca Juga

Komentar

Terpopuler