Polisi Lerai Kisruh Pembagian Sembako Disabilitas di Surabaya
Murianews
Sabtu, 30 Oktober 2021 17:44:17
MURIANEWS, Surabaya – Polisi akhirnya turun tangan akhiri kisruh
pembagian sembako disabilitas Surabaya. Pembagian sembako Hari Disabilitas Internasional itu ricuh sebelum pembagian.
Kapolsek Genteng Kompol Wisnu beserta Kasat Intelkam Polrestabes Surabaya AKBP Wimboko yang turut hadir mendamping Kapolrestabes Surabaya Kombes Achmad Yusep Gunawan melakukan mediasi kedua belah pihak yang berselisih.
Melansir
Berita Jatim, mediasi itu lalu diteruskan di Internal mereka dan mencapai kesepakatan untuk menghapus data yang sudah ada. Selain itu, ada beberapa poin yang mereka sepakati dengan ditandatangani oleh seluruh pihak yang bersangkutan.
Seperti beritakan, Pembagian sembako disabilitas di Kota Surabaya ricuh. Kegiatan dalam rangka Hari Disabilitas Internaisonal itu ricuh sebelum pembagian dimulai.
Padahal, acara yang diselenggarakan Forum Komunikasi Difabel Indonesia (Forkodi) Kota Surabaya di sebuah rumah makan di Jalan Kaca Piring 11, Surabaya, Sabtu (30/10/2021) siang itu sendiri dihadiri Kapolrestabes Surabaya Kombes Achmad Yusep Gunawan.
Baca juga:
Belum Dimulai, Pembagian Sembako Disabilitas Surabaya RicuhKericuhan itu dimulai dari adanya kelompok perkumpulan difabel Surabaya yang datang ke lokasi. Mereka menanyakan perihal tidak ada namanya di proposal permintaan bantuan.
Kelompok itu sendiri diketahui tidak diundang dalam acara pembagian bantuan sembako itu. Merasa dipojokan, pihak panitia dari Forkodi lantas mengacungkan jari dan menunjuk-nunjuk masa yang datang.
“Data fiktif semua di sini itu, nama 85 orang di sini itu dicatut tanpa konfirmasi terlebih dahulu untuk menerima bantuan, selain itu nomor rekening yang tercantum kenapa nomor rekening EO. Nama pribadi lo itu harusnya kan nomor rekening organisasi,” ujar salah satu anggota Perkumpulan Difabel Surabaya, Abdus Sakur dengan nada tinggi.
Ketua Forkodi Surabaya, Samsul Muarif pun menepis tuduhan itu. Dirinya mengaku telah melakukan pendataan dengan membentuk tim di lapangan.“Saya juga gak tau kok sampai mereka mengatakan data itu fiktif, karena ada orang yang melakukan pendataan jadi ya tidak ada data fiktif itu,” jelasnya.Baca juga:
Pembagian Ribuan Ayam Gratis di Solo Ricuh, Warga Saling Serobot Tak TerkontrolDisinggung soal anggota yang sudah meninggal tetapi masih saja tercantum mendapatkan bantuan, Samsul mengaku telah mengetahui hal tersebut. “Memang kemarin itu saudara kita itu ada yang meninggal. Memang itu kesalahan saya, data itu belum dihapus, hanya itu saja,” katanya berkelit.Ditanya soal nomor rekening yang tercantum dalam proposal menggunakan rekening pribadi, Samsul menjelaskan bahwa rekening organisasi saat ini dibekukan oleh bank karena organisasi mereka sempat vakum.“Jadi kemarin sempat dibekukan, karena saya pikir untuk kebaikan bersama kami dikejar waktu juga akhirnya ya pake rekening itu,” ujarnya. Penulis: Zulkifli FahmiEditor: Zulkifli FahmiSumber:
Berita Jatim
[caption id="attachment_249807" align="alignleft" width="1280"]

Pembagian Sembako Disabilitas Surabaya Ricuh. (Dok. Berita Jatim)[/caption]
MURIANEWS, Surabaya – Polisi akhirnya turun tangan akhiri kisruh
pembagian sembako disabilitas Surabaya. Pembagian sembako Hari Disabilitas Internasional itu ricuh sebelum pembagian.
Kapolsek Genteng Kompol Wisnu beserta Kasat Intelkam Polrestabes Surabaya AKBP Wimboko yang turut hadir mendamping Kapolrestabes Surabaya Kombes Achmad Yusep Gunawan melakukan mediasi kedua belah pihak yang berselisih.
Melansir
Berita Jatim, mediasi itu lalu diteruskan di Internal mereka dan mencapai kesepakatan untuk menghapus data yang sudah ada. Selain itu, ada beberapa poin yang mereka sepakati dengan ditandatangani oleh seluruh pihak yang bersangkutan.
Seperti beritakan, Pembagian sembako disabilitas di Kota Surabaya ricuh. Kegiatan dalam rangka Hari Disabilitas Internaisonal itu ricuh sebelum pembagian dimulai.
Padahal, acara yang diselenggarakan Forum Komunikasi Difabel Indonesia (Forkodi) Kota Surabaya di sebuah rumah makan di Jalan Kaca Piring 11, Surabaya, Sabtu (30/10/2021) siang itu sendiri dihadiri Kapolrestabes Surabaya Kombes Achmad Yusep Gunawan.
Baca juga:
Belum Dimulai, Pembagian Sembako Disabilitas Surabaya Ricuh
Kericuhan itu dimulai dari adanya kelompok perkumpulan difabel Surabaya yang datang ke lokasi. Mereka menanyakan perihal tidak ada namanya di proposal permintaan bantuan.
Kelompok itu sendiri diketahui tidak diundang dalam acara pembagian bantuan sembako itu. Merasa dipojokan, pihak panitia dari Forkodi lantas mengacungkan jari dan menunjuk-nunjuk masa yang datang.
“Data fiktif semua di sini itu, nama 85 orang di sini itu dicatut tanpa konfirmasi terlebih dahulu untuk menerima bantuan, selain itu nomor rekening yang tercantum kenapa nomor rekening EO. Nama pribadi lo itu harusnya kan nomor rekening organisasi,” ujar salah satu anggota Perkumpulan Difabel Surabaya, Abdus Sakur dengan nada tinggi.
Ketua Forkodi Surabaya, Samsul Muarif pun menepis tuduhan itu. Dirinya mengaku telah melakukan pendataan dengan membentuk tim di lapangan.
“Saya juga gak tau kok sampai mereka mengatakan data itu fiktif, karena ada orang yang melakukan pendataan jadi ya tidak ada data fiktif itu,” jelasnya.
Baca juga:
Pembagian Ribuan Ayam Gratis di Solo Ricuh, Warga Saling Serobot Tak Terkontrol
Disinggung soal anggota yang sudah meninggal tetapi masih saja tercantum mendapatkan bantuan, Samsul mengaku telah mengetahui hal tersebut. “Memang kemarin itu saudara kita itu ada yang meninggal. Memang itu kesalahan saya, data itu belum dihapus, hanya itu saja,” katanya berkelit.
Ditanya soal nomor rekening yang tercantum dalam proposal menggunakan rekening pribadi, Samsul menjelaskan bahwa rekening organisasi saat ini dibekukan oleh bank karena organisasi mereka sempat vakum.
“Jadi kemarin sempat dibekukan, karena saya pikir untuk kebaikan bersama kami dikejar waktu juga akhirnya ya pake rekening itu,” ujarnya.
Penulis: Zulkifli Fahmi
Editor: Zulkifli Fahmi
Sumber:
Berita Jatim