– Sebuah video viral rombongan pelayat gotong keranda sambil lari di Desa Kluwut, Wonorejo, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Banyak netizen menanyakan keanehan itu.
Dalam video terlihat keranda itu dibawa delapan orang. Enam orang menggotong badan keranda, yang lain mengawal ke dua sisi agar seimbang.
Saat keranda diantar dari masjid ke tempat pemakaman umum (TPU) yang berjarak 50 meter, hal tak biasa juga dialami 8 orang membawa keranda. Pembawa keranda di bagian depan merasa didorong dari belakang, sementara yang di bagian belakang merasa ditarik dari depan.
“Yang depan bilang 'Jangan didorong'. Tapi yang belakang malah bilang 'Jangan ditarik'. Padahal nggak ada yang dorong dan narik. Aneh,” ungkap Kepala Dusun Limasan, Desa Kluwut, Kecamatan Wonorejo, Edy Saputra (26).
Ia yang menggotong bagian keranda mengaku merasakan ringan. “Saya rasakan sangat ringan jenazahnya,” ujar Edy, Rabu (15/12/2021).Menurut Edy, sejak keranda turun dari masjid usai disalati, memang terlihat ringan. Keranda bergerak dari satu tangan ke tangan lain dengan cepat.“Ya mungkin banyak ya yang seperti itu. Tapi memang waktu itu, keranda terasa ringan. Bapak ini orangnya nggak kurus, tapi tinggi besar,” jelasnya.Melansir
, keranda tersebut berisikan Kepala Desa Kluwut, Sachroni yang meninggal pada Sabtu (11/12/2021). Ia meninggal di salah satu rumah sakit swasta di Sukorejo, Kabupaten Pasuruan, pukul 01.15 WIB.Sebelumnya, Jumat (10/12) malam ia diantar keluarga ke rumah sakit karena sakit lambungnya kambuh. Jenazah dimakamkan Sabtu pagi. Penulis: Zulkifli FahmiEditor: Zulkifli FahmiSumber:
[caption id="attachment_258682" align="alignleft" width="1280"]

Tangkap layar video viral warga gotong keranda jenazah Kades Kluwut sambil lari. (Instagram/@ndorobei.official)[/caption]
MURIANEWS, Pasuruan – Sebuah video viral rombongan pelayat gotong keranda sambil lari di Desa Kluwut, Wonorejo, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Banyak netizen menanyakan keanehan itu.
Dalam video terlihat keranda itu dibawa delapan orang. Enam orang menggotong badan keranda, yang lain mengawal ke dua sisi agar seimbang.
Saat keranda diantar dari masjid ke tempat pemakaman umum (TPU) yang berjarak 50 meter, hal tak biasa juga dialami 8 orang membawa keranda. Pembawa keranda di bagian depan merasa didorong dari belakang, sementara yang di bagian belakang merasa ditarik dari depan.
“Yang depan bilang 'Jangan didorong'. Tapi yang belakang malah bilang 'Jangan ditarik'. Padahal nggak ada yang dorong dan narik. Aneh,” ungkap Kepala Dusun Limasan, Desa Kluwut, Kecamatan Wonorejo, Edy Saputra (26).
Baca juga: Peredaran Sabu-Sabu 2 Kg di Pasuruan Digagalkan
Ia yang menggotong bagian keranda mengaku merasakan ringan. “Saya rasakan sangat ringan jenazahnya,” ujar Edy, Rabu (15/12/2021).
Menurut Edy, sejak keranda turun dari masjid usai disalati, memang terlihat ringan. Keranda bergerak dari satu tangan ke tangan lain dengan cepat.
“Ya mungkin banyak ya yang seperti itu. Tapi memang waktu itu, keranda terasa ringan. Bapak ini orangnya nggak kurus, tapi tinggi besar,” jelasnya.
Melansir
Detikcom, keranda tersebut berisikan Kepala Desa Kluwut, Sachroni yang meninggal pada Sabtu (11/12/2021). Ia meninggal di salah satu rumah sakit swasta di Sukorejo, Kabupaten Pasuruan, pukul 01.15 WIB.
Sebelumnya, Jumat (10/12) malam ia diantar keluarga ke rumah sakit karena sakit lambungnya kambuh. Jenazah dimakamkan Sabtu pagi.
Penulis: Zulkifli Fahmi
Editor: Zulkifli Fahmi
Sumber:
Detikcom