di Tasikmalaya yang meninggal setelah disuntik vaksin, pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tasikmalaya pun angkat bicara.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya Uus Supangat menilai, kejadian tersebutk bukan murnai karena kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI). Tetapi sebuah kasus yang tergolong KIPI koinsiden atau KIPI yang terjadi karena ada penyakit penyerta yang dideritanya.
Dia menambahkan, KIPI koinsiden ini berarti fatalitas atau penyebab utama kematian bukan karena imunisasi atau vaksinasi yang diterima oleh pasien. Sehingga penyebab kematiannya belum bisa dipastikan karena pemberian vaksin tersebut.
Lebih lanjut Uus menjelaskan saat datang ke rumah sakit, korban dalam kondisi kejang dan terjadi penurunan kesadaran. Kondisinya terus memburuk sebelum akhirnya meninggal dunia.
"Setelah kejadian kami menggelar rapat dengan tim dokter. Tim KIPI, dokter anak, dokter ICU dan lainnya," katanya dilansir dari
, Selasa (18/1/2022).
(EDS), sebuah penyakit yang disebabkan infeksi virus dengue."Fatalitas disebabkan oleh
," kata Uus.
Hasil pemeriksaan lain yang menunjang pendapat medis itu adalah hasil pemeriksaan
(SGPT)."SGOT dan SGPT di anak ini 1.000. Artinya terjadi kegagalan liver akut," kata Uus. Penulis: Cholis AnwarEditor: Cholis AnwarSumber:
[caption id="attachment_225460" align="alignleft" width="880"]

Ilustrasi Vaksin Covid-19. (MURIANEWS/Vega Ma'arijil Ula)[/caption]
MURIANEWS, Tasikmalaya- Pelajar usia 10 tahun di Tasikmalaya yang meninggal setelah disuntik vaksin, pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tasikmalaya pun angkat bicara.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya Uus Supangat menilai, kejadian tersebutk bukan murnai karena kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI). Tetapi sebuah kasus yang tergolong KIPI koinsiden atau KIPI yang terjadi karena ada penyakit penyerta yang dideritanya.
Dia menambahkan, KIPI koinsiden ini berarti fatalitas atau penyebab utama kematian bukan karena imunisasi atau vaksinasi yang diterima oleh pasien. Sehingga penyebab kematiannya belum bisa dipastikan karena pemberian vaksin tersebut.
Baca: Dua Hari Setelah Divaksin, Pelajar Berusia 10 Tahun Ini Meninggal Dunia
Lebih lanjut Uus menjelaskan saat datang ke rumah sakit, korban dalam kondisi kejang dan terjadi penurunan kesadaran. Kondisinya terus memburuk sebelum akhirnya meninggal dunia.
"Setelah kejadian kami menggelar rapat dengan tim dokter. Tim KIPI, dokter anak, dokter ICU dan lainnya," katanya dilansir dari
Detik.com, Selasa (18/1/2022).
Baca: Vaksinasi Pelajar SMA di Jateng Hampir 100 Persen
Mereka menyimpulkan bahwa kejadian ini adalah kasus
Expanded Dengue Syndrome (EDS), sebuah penyakit yang disebabkan infeksi virus dengue.
"Fatalitas disebabkan oleh
expanded dengue. Hasil NS1 ini menjadi bukti yang tak bisa disanggah bahwa korban terjangkit
virus dengue," kata Uus.
Baca: Tak Hanya Lansia, Vaksinasi Pelajar Jepara Juga Digencarkan
Hasil pemeriksaan lain yang menunjang pendapat medis itu adalah hasil pemeriksaan
Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase (SGOT) dan
Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT).
"SGOT dan SGPT di anak ini 1.000. Artinya terjadi kegagalan liver akut," kata Uus.
Penulis: Cholis Anwar
Editor: Cholis Anwar
Sumber:
detik.com