Warga Kampung Miliarder Tuban Menyesal Usai Jual Tanahnya ke PT Pertamina
Murianews
Selasa, 25 Januari 2022 09:09:38
MURIANEWS, Tuban- Warga
kampung miliarder di Kabupaten Tuban, kini merasa menyal usai menjual tanahnya kepada PT. Pertamina Grass Root Revenery (GRR). Kendati sudah mendapatkan uang banyak dari penjualan lahan pertanian itu, tetapi saat ini.mereka tidak bisa berbuat banyak.
Seperti yang dialami Musanam (60) warga Desa Wadung, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban. Musanam mengaku kala itu dirinya terbuai dengan janji PT. GRR Tuban yang akan memberikan pekerjaan dalam proyek pembangunan kilang minyak tersebut.
Kepincut dengan janji itu, Musaman pun rela menjual lahannya. Sehingga saat ini dia harus kehilangan pekerjaan tetapnya sebagai petani.
Bahkan dirinya terpaksa menjual beberapa ekor hewan peliharaannya demi memenuhi kebutuhan hidup keluarganya sehari-hari.
Baca:
Trekking sambil Menikmati Keindahan Promasan, Kampung Tertinggi di Gunung Ungaran"Dulu punya enam ekor sapi mas, sudah tak jual tiga untuk hidup sehari-hari dan kini tersisa tiga ekor saja," kata Musanam, dilanair dari
Kompas.com, Selasa (25/1/2022).
Tak hanya Musaman, buntut penyesalan juga dirasakan oleh Mugi (59). Dia nyaria tidak memiliki pekerjaan usai menjual lahan pertaniannya seluas 2,5 hektar.
"Ya nyesel, dulu lahan saya ditanami jagung dan cabai setiap kali panen bisa menghasilkan Rp 40 juta, tapi sejak tak jual saya tidak ada penghasilan," tutur Mugi.Mugi menceritakan, dahulu lahan pertanian seluas 2,4 hektar itu dibeli pihak Pertamina dengan harga Rp 2,5 miliar lebih. Uang hasil penjualan tersebut digunakan untuk kebutuhan sehari-hari dan sisanya ditabung.Mugi saat itu sebetulnya tidak ingin menjual lahan pertaniannya, tetapi dirinya seringkali didatangi perwakilan dari pihak Pertamina saat berada di sawah."Setiap saya di kebun, saya didatangi dan dirayu-rayu mas, mau diberikan pekerjaan anak-anak saya pokoknya dijanjikan enak-enak, tapi sekarang mana enggak ada," jelasnya. Penulis: Cholis AnwarEditor: Cholis AnwarSumber:
kompas.com
[caption id="attachment_267594" align="alignleft" width="880"]

Salah seorang kampung miliarder saat diwawancara (kompaa.com)[/caption]
MURIANEWS, Tuban- Warga
kampung miliarder di Kabupaten Tuban, kini merasa menyal usai menjual tanahnya kepada PT. Pertamina Grass Root Revenery (GRR). Kendati sudah mendapatkan uang banyak dari penjualan lahan pertanian itu, tetapi saat ini.mereka tidak bisa berbuat banyak.
Seperti yang dialami Musanam (60) warga Desa Wadung, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban. Musanam mengaku kala itu dirinya terbuai dengan janji PT. GRR Tuban yang akan memberikan pekerjaan dalam proyek pembangunan kilang minyak tersebut.
Kepincut dengan janji itu, Musaman pun rela menjual lahannya. Sehingga saat ini dia harus kehilangan pekerjaan tetapnya sebagai petani.
Bahkan dirinya terpaksa menjual beberapa ekor hewan peliharaannya demi memenuhi kebutuhan hidup keluarganya sehari-hari.
Baca:
Trekking sambil Menikmati Keindahan Promasan, Kampung Tertinggi di Gunung Ungaran
"Dulu punya enam ekor sapi mas, sudah tak jual tiga untuk hidup sehari-hari dan kini tersisa tiga ekor saja," kata Musanam, dilanair dari
Kompas.com, Selasa (25/1/2022).
Tak hanya Musaman, buntut penyesalan juga dirasakan oleh Mugi (59). Dia nyaria tidak memiliki pekerjaan usai menjual lahan pertaniannya seluas 2,5 hektar.
"Ya nyesel, dulu lahan saya ditanami jagung dan cabai setiap kali panen bisa menghasilkan Rp 40 juta, tapi sejak tak jual saya tidak ada penghasilan," tutur Mugi.
Mugi menceritakan, dahulu lahan pertanian seluas 2,4 hektar itu dibeli pihak Pertamina dengan harga Rp 2,5 miliar lebih. Uang hasil penjualan tersebut digunakan untuk kebutuhan sehari-hari dan sisanya ditabung.
Mugi saat itu sebetulnya tidak ingin menjual lahan pertaniannya, tetapi dirinya seringkali didatangi perwakilan dari pihak Pertamina saat berada di sawah.
"Setiap saya di kebun, saya didatangi dan dirayu-rayu mas, mau diberikan pekerjaan anak-anak saya pokoknya dijanjikan enak-enak, tapi sekarang mana enggak ada," jelasnya.
Penulis: Cholis Anwar
Editor: Cholis Anwar
Sumber:
kompas.com