Jumat, 21 November 2025


MURIANEWS, Samarinda – Seorang Siswi berinisial MF (10) di Kabupaten Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim) yang masih berada di bangku Sekolah Dasar (SD), tiba-tiba diusir oleh gurunya. Alasan pengusiran tersebut lantaran MF tidak mempunyai handphone (HP) dan seragam sekolah.

Ketua Tim Reaksi Cepat Perlindungan Perempuan dan Anak (TRC-PPA), Rina Zainun mengatakan, mulanya anak tersebut memang sudah setahun tidak sekolah lantaran tidak punya Hp dan seragam.

"Anak ini disuruh pulang oleh gurunya dengan nada tidak enak, karena dia tidak ikut pembelajaran selama setahun. Penyebabnya tak punya handphone dan seragam sekolah," ujarnya, dikutip dari CNNIndonesia.com, Sabtu (4/6/2022).

Baca: Ironis! Oknum Guru MI di Pati Diduga Lecehkan Siswinya

Selain itu, MF ketika diusir oleh gurunya, bersamaan dengan itu para siswa yang lain juga melakukan perundungan. Dia di lempar kertas dan buku. Padahal tidak seharusnya guru mengusir siswa hanya karena persoalan gawai.

Usai aksi tersebut, MF ditemukan menangis di pinggir jalan oleh Kadir Jailani. Seorang sukarelawan.

"Dia lah yang membantu MF untuk mengonfirmasi pihak sekolah," tuturnya.

Baca: Mengenal Dewi Nuraisah, Mahasiswi Cantik Asal Cianjur yang Mengabdi Jadi Kader Denwatser 

TRC-PPA yang mendapatkan informasi tersebut langsung ikut membantu mediasi. Sebab, MF ini merupakan anak piatu. Ibunya sudah tiada sejak ia berumur tiga tahun, sementara ayahnya sedang mendekam di penjara. Dan sepanjang Covid-19 melanda Samarinda, MF tak sekolah daring karena terbatasnya ekonomi dan akses informasi.
"Anak ini di rawat oleh tantenya, dan keluarganya orang tidak mampu. Tidak bisa membelikan handphone dan seragam untuk mengikuti pembelajaran sekolah," terangnya.Kadisdik Samarinda Asli Nuryadin mengatakan pihaknya telah memanggil kepala sekolah dan guru yang melakukan pengusiran terhadap MF.Baca: Busana Karya Siswi SMK NU Banat di Kudus Mejeng di MUFFEST+"Saya sudah mendengarkan cerita mereka. Kami juga intropeksi diri, dan kami meminta maaf," tuturnya.Pihaknya pun berjanji akan memfasilitasi MF sehingga dia bisa mengikuti proses belajar dengan baik. Asli berharap, peristiwa tersebut tak terjadi di sekolah-sekolah lain di Samarinda. Dan meminta guru-guru pengajar untuk dapat menjaga perkataan serta emosi dengan murid-muridnya."Saya sendiri sebagai kepala dinas kalau menjadi guru, pasti minta maaf bila ada melakukan kesalahan," pungkasnya. Penulis: Cholis AnwarEditor: Cholis AnwarSumber: CNNIndonesia.com

Baca Juga

Komentar

Terpopuler