Kemenparekraf Ajak Komunitas Parekraf Bali Sukseskan Pelaksanaan KTT G20
Murianews
Senin, 26 September 2022 22:47:07
MURIANEWS, Bali – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengajak komunitas pariwisata dan ekonomi kreatif yang ada di Bali untuk bahu-membahu menyukseskan kegiatan skala internasional yaitu Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20. Puncak acara
KKT G20 jatuh pada 15-16 November 2022.
Sekretaris Kemenparekraf Ni Wayan Giri Adnyani dalam sambutannya dalam acara NETAS di Poltekpar Bali, Minggu (25/9/2022) mengatakan, tahun 2022 Indonesia memegang peran yang sangat strategis sebagai presidensi KTT G20.
Seperti Tourism Working Group, World Tourism Day, hingga World Conference on Creative Economy. Tentu kesempatan yang baik ini harus dimaksimalkan untuk menyebarluaskan informasi positif mengenai rangkaian KTT G20 kepada khalayak.
Baca juga: Delegasi TWG II G20 Nikmati Suguhan Seni Budaya Bali sambil Berlayar di Atas Kapal PhinisiNamun, dikatakan Ni Wayan Giri, pemerintah pusat dalam hal ini Kemenparekraf tidak bisa berjalan sendiri, perlu ada dukungan dari stakeholders salah satunya komunitas. Karena komunitas memegang peran yang sangat penting dalam pembangunan pariwisata di masa depan.
”Komunitas dapat menjadi kepanjangan tangan dari pemerintah. Dan menjadi media ampuh dalam strategi penyampaian informasi. Untuk itu, kita dapat memperkuat sektor parekraf dari sisi komunitas dan juga UMKM agar mampu menjadi agent of change atau _local champion) dalam mendorong pemulihan ekonomi,” kata Ni Wayan Giri, dikutip dari laman Kemenparekraf, Senin (26/9/2022).
Plt. Deputi Bidang Sumber Daya Kelembagaan Kemenparekraf/Baparekraf sekaligus Chair of Tourism Working Group Frans Teguh menyampaikan bahwa pada saat memegang keketuan G20 tentu Kemenparekraf sebagai focal point di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif berupaya memberikan hasil yang optimal dalam penyusunan dokumen penting yang menjadi outcome Tourism Working Group 2022.
”Kita pasti akan membayangkan apa hasil dari pertemuan G20 ketika kita menjadi presidensi di tahun 2022. Yang menarik adalah kalau kita menghitung timeline mungkin 20 tahun lagi kita akan dapat menjadi host G20. Sehingga momen ini menurut saya lebih kepada moment of truth. Bagaimana kita bisa mengkapitalisasi resource yang sudah ada dan kita ingin dorong bahwa ada legacy untuk Indonesia terkait dengan presidensi G20,” ujar Frans.Lebih lanjut, Frans mengatakan dalam substansi yang menarik adalah dinamika yang terjadi ketika melakukan pembahasan dan pendalaman. Karena seluruh negara akan memperjuangkan kepentingannya. Tentu Indonesia sebagai chair tidak mudah mengelola hal-hal seperti ini. Ini menjadi sangat krusial karena skema dalam presidensi G20 ini adalah konsensus, jika satu tidak setuju maka tidak bisa diadopsi.“Skenario yang terjadi di lingkungan pariwisata adalah ingin memastikan bahwa at the end of presidensi G20 yang puncaknya akan dilakukan pada November 2022 yaitu untuk sektor pariwisata akan melahirkan satu dokumen penting yaitu Bali Guideline. Ini adalah komitmen dan mandat yang dari berbagai pertemuan-pertemuan Tourism Working Group. Karenanya penting sekali untuk memberikan informasi ini kepada publik luas,” kata Frans.Ketua KIP Donny Yoesgiantoro menyampaikan masyarakat berhak memperoleh informasi yang bersifat non-ekskludabel. Artinya tidak ada seorang pun yang boleh menghalangi masyarakat untuk mendapatkan informasi.”Karena kepentingan publik itu akan menjadikan patokan buat kita untuk membuka informasi yang diperlukan,” katanya. Penulis: Dani AgusEditor: Dani AgusSumber: kemenparekraf.go.id
[caption id="attachment_320169" align="alignleft" width="1890"]

Foto: Kemenparekraf mengajak komunitas pariwisata dan ekonomi kreatif yang ada di Bali untuk menyukseskan (KTT) G20 (kemenparekraf.go.id)[/caption]
MURIANEWS, Bali – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengajak komunitas pariwisata dan ekonomi kreatif yang ada di Bali untuk bahu-membahu menyukseskan kegiatan skala internasional yaitu Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20. Puncak acara
KKT G20 jatuh pada 15-16 November 2022.
Sekretaris Kemenparekraf Ni Wayan Giri Adnyani dalam sambutannya dalam acara NETAS di Poltekpar Bali, Minggu (25/9/2022) mengatakan, tahun 2022 Indonesia memegang peran yang sangat strategis sebagai presidensi KTT G20.
Seperti Tourism Working Group, World Tourism Day, hingga World Conference on Creative Economy. Tentu kesempatan yang baik ini harus dimaksimalkan untuk menyebarluaskan informasi positif mengenai rangkaian KTT G20 kepada khalayak.
Baca juga: Delegasi TWG II G20 Nikmati Suguhan Seni Budaya Bali sambil Berlayar di Atas Kapal Phinisi
Namun, dikatakan Ni Wayan Giri, pemerintah pusat dalam hal ini Kemenparekraf tidak bisa berjalan sendiri, perlu ada dukungan dari stakeholders salah satunya komunitas. Karena komunitas memegang peran yang sangat penting dalam pembangunan pariwisata di masa depan.
”Komunitas dapat menjadi kepanjangan tangan dari pemerintah. Dan menjadi media ampuh dalam strategi penyampaian informasi. Untuk itu, kita dapat memperkuat sektor parekraf dari sisi komunitas dan juga UMKM agar mampu menjadi agent of change atau _local champion) dalam mendorong pemulihan ekonomi,” kata Ni Wayan Giri, dikutip dari laman Kemenparekraf, Senin (26/9/2022).
Plt. Deputi Bidang Sumber Daya Kelembagaan Kemenparekraf/Baparekraf sekaligus Chair of Tourism Working Group Frans Teguh menyampaikan bahwa pada saat memegang keketuan G20 tentu Kemenparekraf sebagai focal point di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif berupaya memberikan hasil yang optimal dalam penyusunan dokumen penting yang menjadi outcome Tourism Working Group 2022.
”Kita pasti akan membayangkan apa hasil dari pertemuan G20 ketika kita menjadi presidensi di tahun 2022. Yang menarik adalah kalau kita menghitung timeline mungkin 20 tahun lagi kita akan dapat menjadi host G20. Sehingga momen ini menurut saya lebih kepada moment of truth. Bagaimana kita bisa mengkapitalisasi resource yang sudah ada dan kita ingin dorong bahwa ada legacy untuk Indonesia terkait dengan presidensi G20,” ujar Frans.
Lebih lanjut, Frans mengatakan dalam substansi yang menarik adalah dinamika yang terjadi ketika melakukan pembahasan dan pendalaman. Karena seluruh negara akan memperjuangkan kepentingannya. Tentu Indonesia sebagai chair tidak mudah mengelola hal-hal seperti ini. Ini menjadi sangat krusial karena skema dalam presidensi G20 ini adalah konsensus, jika satu tidak setuju maka tidak bisa diadopsi.
“Skenario yang terjadi di lingkungan pariwisata adalah ingin memastikan bahwa at the end of presidensi G20 yang puncaknya akan dilakukan pada November 2022 yaitu untuk sektor pariwisata akan melahirkan satu dokumen penting yaitu Bali Guideline. Ini adalah komitmen dan mandat yang dari berbagai pertemuan-pertemuan Tourism Working Group. Karenanya penting sekali untuk memberikan informasi ini kepada publik luas,” kata Frans.
Ketua KIP Donny Yoesgiantoro menyampaikan masyarakat berhak memperoleh informasi yang bersifat non-ekskludabel. Artinya tidak ada seorang pun yang boleh menghalangi masyarakat untuk mendapatkan informasi.
”Karena kepentingan publik itu akan menjadikan patokan buat kita untuk membuka informasi yang diperlukan,” katanya.
Penulis: Dani Agus
Editor: Dani Agus
Sumber: kemenparekraf.go.id