Kamis, 20 November 2025


Alasan dihapusnya PR bagi siswa ini adalah untuk mengurangi beban pembelajaran bagi siswa. Sehingga, mereka bisa lebih fokus untuk pengembangan diri dan pembentukan karakter siswa.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, penghapusan PR kepada siswa SD dan SMP dimulai 10 November 2022, tepat Hari Pahlawan. Ia meminta PR tidak boleh membebani siswa, karena pihaknya tengah mengedepankan proses pertumbuhan karakter siswa.

Baca: Khawatir Tunjangan Profesi Guru Dihapus, PGRI Temui Jokowi 

”Sebetulnya PR itu jangan membebani anak-anak, tapi yang saya ubah PR itu adalah untuk kegiatan pembentukan karakter. Saya harap meskipun ada PR, tapi tidak terlalu berat dan terlalu banyak, yang penting adalah pertumbuhan karakter mereka,” kata Eri, dikutip dari Detik.com, Kamis (10/11/2022).

Sementara Kepala Dispendik Surabaya Yusuf Masruh mengatakan, berdasarkan instruksi Wali Kota Eri soal jam sekolah yang terlalu panjang, membuat aktivitas sosial di luar sekolah berkurang. Maka pihaknya serius untuk mengurangi beban siswa.

”Jam belajar selesai pukul 12.00 WIB dan pendalaman sampai pukul 14.00 WIB. Artinya dua jam sudah efektif, anak-anak bisa mengikuti pola pembelajaran melalui pengambangan bakat masing-masing. Ada lukis, menari, mengaji, dan lainnya,” kata Yusuf.
Baca: Pendidikan Karakter untuk Siswa SMAN 2 Bae Kudus, Iptu Subkhan Pesan Soal IniKonselor anak dari Sekolah Cikal Surabaya, Nerinda Rizky Firdaus, merespon baik kebijakan penghapusan PR yang menuntut anak mengerjakan soal-soal mata pelajaran di rumah.”Jika menelusuri awal mula PR itu, maka awalannya adalah untuk membiasakan anak belajar di rumah. Namun, jika bicara tentang PR dan kaitannya dengan upaya memberikan tantangan pengembangan diri dan kompetensi anak, maka sebetulnya anak-anak itu sendiri akan tertantang bukan karena PR. Kenapa? Karena bagi sebagian anak PR itu malah menjadi beban,” terangnya. Penulis: Cholis AnwarEditor: Cholis AnwarSumber: Detik.com

Baca Juga

Komentar

Terpopuler