Rabu, 19 November 2025


Di mana, pria berusia 32 tahun ini dinobatkan sebagai juara terbaik untuk kategori industri, perdagangan dan jasa dalam gelaran Santripreneur 2022. Kegiatan tersebut dipusatkan di Muamalat Tower, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (21/11/2022) malam.

Keberhasilan ini tidak didapat dengan mudah. Butuh proses panjang dan penuh liku-liku hingga akhirnya bisa menyabet penghargaan bergengsi ini.

Baca juga: Kembangkan Ekonomi Lewat Kerajinan, Santri Kebumen Diapresiasi Wagub Jateng

Melansir dari NU Online Jatim, Kamis (24/11/2022), Rofi'ul Ulum atau yang biasa disapa Rofi' ini dinobatkan sebagai peserta terbaik dari ratusan peserta pendaftar. Hal itu berkat usaha yang ia kelola selama ini dalam mengolah limbah pabrik kayu menjadi triplek yang bernilai jual dengan tetap mengusung pemberdayaan ekonomi masyarakat setempat.

”Kita punya 38 kelompok pengrajin limbah ini yang mayoritas ibu-ibu rumah tangga, anggotanya 5 hingga 10 orang perkelompok. Alhamdulillah, efeknya sangat besar dalam meningkatkan ekonomi masyarakat, dan terpenting menjaga lingkungan agar tetap bersih juga sehat,” ungkap ayah dua anak ini kepada NU Online Jatim, Selasa (22/11/2022).

Rofi' bercerita, usaha yang ia tekuni sejak 2019 ini didorong keinginannya saat melihat banyaknya pabrik rotari kayu sekitar rumahnya di Desa Purworejo Kecamatan Senduro yang limbahnya belum bisa terkelola dengan maksimal. Sejak saat itu ia mencoba mencari peluang usaha dan bisa berjalan hingga saat ini.

”Namun, yang namanya usaha bukan tanpa kendala, banyak yang kami alami jatuh bangun usaha ini. Mulai tertipu orang, macetnya dana, mencari modal dan menjalin komunikasi dengan para anggota pekerja. Itu semua adalah pengalaman kami dalam menjalankan Usaha ini," jelas Direktur Eksekutif Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shadaqah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) Lumajang ini.

Rofi' menambahkan, usaha yang ia rintis yang kini bernama CV Bintang Sembilan ini total omsetnya senial Rp 300 juta dengan profit Rp 15 juta per bulan. Ia mengaku, modal memulai usaha ini dulu sebesar Rp 15 juta. Kendati begitu, ia yakin dan terus bersemangat mengembangkannya hingga bisa sekarang.”Rentang waktu 10 bulan kita sudah BEP (Break Event Poin). Untuk gaji pekerja kita seribu rupiah per lembar triplek. Per hari biasanya satu orang dapat 70 sampai 100 lembar triplek,” tegasnya.Ia berpesan kepada para pengusaha terutama santri, agar tidak pernah minder dan takut dalam menjalankan usahanya. Karena menurutnya, usaha adalah sebuah karya untuk terus berdedikasi terhadap ekonomi negeri.”Alhamdulillah, berkat doa dan terus berusaha, kita bisa dapat penghargaan ini yang diserahkan langsung oleh Menteri Koperasi dan UMKM Bapak Teten Masduki. Terima kasih,” pungkasnya.  Penulis: Dani AgusEditor: Dani AgusSumber: jatim.nu.or.id

Baca Juga

Komentar