Hal ini dilakukan oleh warga Kampung Rawacina, Desa Nagrak, Cianjur, lantaran tidak mendapatkan tempat pengungsian yang layak. Mereka mendirikan tenda darurat di atas kuburan dan tidur di tempat tersebut.
”99 persen rumah hancur di sini,” kata Ketua RT setempat, Dede Nuryati, di Kampung Rawacina, dikutip dari
, Jumat (25/11/2022).
Dia mengatakan warga mendirikan tenda pengungsian di area kuburan karena tak ada lagi lokasi lain. Dia juga menyebut area kuburan lebih aman dibanding lokasi lain jika gempa tiba-tiba terjadi.
”Nggak ada lahan lagi kecuali ini tempat pemakaman. Kalau mau di situ takut, kan itu jurang. Takut, ada gempa tiap hari, malam juga udah dua kali. Apalagi malam juga hujan besar,” ucapnya.
Dia menyebut ada sekitar 200 orang yang mengungsi di area kuburan. Dia mengatakan warga yang mengungsi di area kuburan itu harus tidur dalam keadaan gelap gulita saat malam hari.”Alhamdulillah soal makanan mah. Tapi tikar masih kekurangan, terus penerangan nggak ada. Udah empat malam
ada penerangan. Gelap, hujan, takut gempa susulan,” tuturnya. Penulis: Cholis AnwarEditor: Cholis AnwarSumber: Detikjabar.com
Murianews, Cianjur – Belum semua penyintas gempa Cianjur, Jawa Barat (Jabar) mendapatkan tempat pengungsian yang layak. Bahkan masih ada warga yang mendirikan tenda di kuburan umum.
Hal ini dilakukan oleh warga Kampung Rawacina, Desa Nagrak, Cianjur, lantaran tidak mendapatkan tempat pengungsian yang layak. Mereka mendirikan tenda darurat di atas kuburan dan tidur di tempat tersebut.
”99 persen rumah hancur di sini,” kata Ketua RT setempat, Dede Nuryati, di Kampung Rawacina, dikutip dari
Detikjabar.com, Jumat (25/11/2022).
Dia mengatakan warga mendirikan tenda pengungsian di area kuburan karena tak ada lagi lokasi lain. Dia juga menyebut area kuburan lebih aman dibanding lokasi lain jika gempa tiba-tiba terjadi.
Baca: Kandang Kambing Jadi Tempat Pengungsian Warga Terdampak Gempa Cianjur
”Nggak ada lahan lagi kecuali ini tempat pemakaman. Kalau mau di situ takut, kan itu jurang. Takut, ada gempa tiap hari, malam juga udah dua kali. Apalagi malam juga hujan besar,” ucapnya.
Dia menyebut ada sekitar 200 orang yang mengungsi di area kuburan. Dia mengatakan warga yang mengungsi di area kuburan itu harus tidur dalam keadaan gelap gulita saat malam hari.
”Alhamdulillah soal makanan mah. Tapi tikar masih kekurangan, terus penerangan nggak ada. Udah empat malam
nggak ada penerangan. Gelap, hujan, takut gempa susulan,” tuturnya.
Penulis: Cholis Anwar
Editor: Cholis Anwar
Sumber: Detikjabar.com